Petani Peternak Milenial Desa Jepitu Tunggu Langkah Nyata Pemeritah Lakukan Pendampingan


Gunungkidul (Jogjaberkabar.id)-"Desa harus menjadi kekuatan ekonomi, agar warganya tak hijrah ke kota" penggalan syair lagu "desa" yang di nyanyikan Iwan Fals ini mungkin menginpirasi sekelompok pemuda di Dusun Manukan, Desa Jepitu, Kapanewon Girisubo, Kabupaten Gunungkidul. selama pandemi melanda para pemuda Dusun Manukan ini mencoba berternak dan bertani, melalui pendampingan kelompok tani ternak Ngudi Makmur yang di motori Sukaja maka terbentuklah Kelompok Tani Ternak Ngudi Makmur Milenial yang di ketuai Bayu Sunawar.

Jogjaberkabar.id berkesempatan bekenalan lebih dekat dengan para petani milenial Dusun Manukan ini, berawal dari kejenuhan para pemuda menghadapi pandemi dan minimnya lapangan pekerjaan maka Bayu Sunawar bersama rekan dan di dampingi salah satu dokter hewan Ruzdy Shaleh memberanikan beternak kambing berjenis domba.

drh.Rusdy Shaleh di damping ketua kelompok tani ternak ngudi makmur milenial Bayu Sunawar saat memberikan paparan

"Awalnya karena kami ini dulu merantau dan akhirnya pulang kampung karena pandemi maka untuk menghilangkan kejenuhan akhirnya kami bersama kawan-kawan yang dulu juga merantau memberanikan diri untuk berternak domba,"kata Bayu Sunawar kepada Jogjaberkabar.id, Jumat (15/10).

Bayu mengungkapkan dirinya dan kelompok petani peternak milenialnya tidak ingin berternak seperti yang selama ini telah di lakukan masyarakat Gunungkidul pada umumnya sehingga bersama dokter hewan ruzdy shaleh membuat konsep perternakan dan pertanian yang terintegrasi (Itegrated farming), sambil melihat kendala yang ada di lapangan para petani peternak Ngudi Makmur Milenial memulai peternakannya dengan 9 ekor domba. Dari 9 ekor domba berkembang menjadi 48 ekor, Bayu merinci dari 48 ekor tambahan domba yang beranak dan dari tambahan pembelian, namun angka kematian juga tidak kalah tinggi, dari tingginya angka kematian tersebut di sebabkan karena kurang berkualitasnya pakan yang di berikan.

drh. Ruzdy Shaleh sebagai pendamping kelompok tani ternak Ngudi Makmur menjelaskan sistem peternakan yang modern harus memiliki kwalitas dan kwantitas pakan yang cukup sehingga mampu menghasilkan ternak yang berkualitas. Dari kendala kematian dan kecukupan ketersediaan pakan yang berkualitas maka kelompok tani ternak ngudi makmur melenial ini berisiasi menanam rumput pakcong untuk memenuhi kebutuhan pakan ternaknya.

"Dari kendala tingginya kematian domba kami, kami menemukan kurang berkualitasnya pakan yang kami berikan ke ternak domba kami sehingga kami bersama kawan-kawan ini berfikir bagaimana kita bisa memunuhi kebutuhan pakan baik secara kualitas maupun secara ketersediaannya, sehingga kami membudidayakan rumput pakcong, selain itu kami juga belajar bagaimana mengolah rumput pakcong ini, karena bila tidak memiliki pakan pada masa kemarau seperti sekarang ini kami kesulitan memberikan pakan ternak kami," ungkap drh. Ruzdy.

Apa yang telah di lakukan kelompok tani ternak Ngudi Makmur milenial ini menjadi aset terbesar bagi keberlangsungan dunia peternakan dan pertanian baik di Yogyakarta maupun di kabupaten Gunungkidul dalam menghasilkan petani dan peternak milenial seperti yang di harapkan pemerintah saat ini.

Perlunya dukungan nyata pemerintah terhadap para petani dan peternak milenial ini masih di tunggu realisasinya sehingga jangan sampai Indonesia defisit petani milenial. (WAP)


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.