Tak Berpengaruh Pandemi, Gusti Aning : Sudah Saatnya Petani Milenial Tampil Di Depan
Gunungkidul (Jogjaberkabar.id)-Kedaulatan pangan yang saat ini sedang di galakkan oleh pemerintah seharusnya juga di barengi dengan peningkatan kesejahteraan para petani. Sehingga profesi petani menjadi naik kelas dan tidak di pandang sebelah mata.
Petani yang selama ini menjadi tulang punggung penghidupan masyarakat selalu di abaikan. Dari anjloknya harga saat musim panen tiba, hingga kelangkaan pupuk saat musim panen. Kondisi seperti ini membuat para petani sulit regenerasi. Sehingga harus ada formulasi dan perhatian khusus dalam memecahkan masalah klasik ini dalam sektor pertanian.
Hal tersebut di utarakan Raden Mas Kukuh Hertriasning yang lebih di kenal dengan panggilan Gusti Aning saat melakukan anjangsana dengan para petani di Kalurahan Bendung. Minggu malam (5/8).
Gusti Aning saat berdialog dalam acara anjangsana dengan petani di Pendopo Balai Kalurahan BendungBerikut kutipan wawancara eksklusif Jogjaberkabar.id dengan Gusti Aning dalam acara anjangsana dengan para petani di Kalurahan Bendung.
Gusti apa hasil dari pembicaraan anjangsana dengan para petani malam ini ?
Malam ini adalah malam yang luar biasa, dan suatu kehormatan buat saya bisa berdialog dengan para petani di Kalurahan Bendung, dan tadi sudah di sampaikan beberapa potensi pertanian yang ada di Kalurahan Bendung baik jagung, ketela dan lainnya yang semuanya mengarah kepada pertanian yang semi organik. Kami mendukung ini semua dan nantinya Gunungkidul menjadi sentra pangan minimalnya provinsi jogjakarta dan maksimalnya nasional dengan tanaman pangan sehat nantinya.
Apa upaya pemerintah provinsi DIY dalam hal ini juga keraton jogja dalam mewujudkan dan memaksimalkan ketahanan pangan itu sendiri ?
Provinsi DIY memiliki program lumbung mataraman di mana kita bisa kilas balik jaman dahulu, bahwa semua Desa harus memiliki lumbung pangan sendiri, sehingga nantinya menjadi satu tujuan pada kedaulatan pangan. Dan ini tujuannya keraton seperti itu membatu pendanaan melalui dana keistimewaan untuk program-program pangan baik di kabupaten dan nanti akhirnya terwujud di seluruh provinsi di DIY.
Terkait dengan Dana keistimewaan dalam program lumbung mataraman, Apakah setiap Desa akan mendapatkan sejumlah anggaran seperti layaknya Dana Desa yang selama ini di lakukan pemerintah pusat ?
Nanti akan di lihat dulu program nya, luasan lahan yang akan di tanam, pola dan jenis tanaman yang di tanam dan juga produksi pertahun kemudian kelompok-kelompok yang ada, ini nantinya menunjukkan satu grafik atau semangat. Dan dari situ lah kita dapat melihat sebuah konsistensi dan dari konsistensi ini menjadi penilaian dalam mendapatkan pendanaan dari dana keistimewaan di bidang pertanian dan peternakan tentunya.
Gusti Aning (tengah) di dampingi praktisi pertanian Lazarus Arintoko dan produsen pupuk organik Kalurahan Bendung Sumiantoro dan Lurah BendungProfesi petani banyak di pandang sebelah mata, lalu upaya apa yang di pemerintah provinsi dan juga keraton dalam regenerasi para petani dalam hal ini mencetak petani milenial ?
Secara umum setelah kami sering melakukan kegiatan dengan para petani, memang ruang atau tempat untuk para taruna tani ini memiliki keterbatasan, sehingga saya berharap tanah-tanah sultan ground yang tidak produktif atau belum di manfaatkan itu karang taruna atau padukuhan bisa memanfaatkan sebagai demplot anak-anak milenial untuk juga memberikan sumbangsih dan regenerasi kepada sektor pertanian dan peternakan, saya meyakini sudah saat nya pertanian Gunungkidul khususnya dan DIY pada umumnya bangkit sebagai panglima di tanah Handayani dan Ngayogyakarta keseluruhan.
Menghadapi kondisi pandemi di mana sektor pariwisata di jogja mengalami penurunan, apakah ada formulasi dalam meningkatkan hasil atau pembukaan pasar bagi sektor pertanian yang selama ini menjadi supporting Industri pariwisata di DIY ?
Kelemahan kita ada pada digital farming sehingga pemasaran kita berkutat hanya pada pasar lokalan saja, sementara anak-anak muda kita bisa membuat suatu marketing place di setiap desa sehingga bisa membantu kegiatan ekonomi termasuk di sektor pertanian. Tapi dengan adanya pandemi ini membawa hikmah tersendiri karena desa-desa sudah berlomba-lomba membuat marketing place bagi produk yang di hasilkan dari desa tersebut termasuk produk pertanian. Dengan adanya marketing place maka direct selling dapat terwujud dan petani dapat menghasilkan profit dari hasil pertaniannya.
Dalam kesempatan anjangsana dengan petani di Kalurahan Bendung ini Gusti Aning juga di dampingi istri, terlihat pula praktisi pertanian Lazarus Arintoko.
WAP
Post a Comment