Melestarikan Tradisi Di Masa Pandemi, Paguyuban Jemparingan Patri Jiwo Buat Video Dokumenter Budaya

Kru dan warga lokal pemeran dalam video dokumenter budaya

Gunungkidul (Jogjaberkabar.id)-Kebesaran sebuah bangsa di lihat dari budaya nya, kata tersebut sangatlah pantas di sematkan kepada Kabupaten Gunungkidul pemegang sejatinya keistimewaan Yogyakarta.

Seperti yang terlihat pada sesi pemotretan dan pembuatan video dokumenter kebudayaan dan mengangkat olahraga budaya jemparingan yang di lakukan oleh paguyuban jemparingan Patri Jiwo, Dusun widoro kidul, Kalurahan Bendung, Kapanewon Semin, pada Sabtu-Minggu (11-12/8).

Pembuatan video dokumenter dan foto budaya ini di tujukan untuk mengangkat kembali budaya Jawa khususnya olahraga jemparingan yang telah ada sejak kesultanan Hamengku Buwono I,

Nur Icwan koordinator kegiatan pembuatan video dan foto budaya mengatakan berawal dari hobi dan melestarikan budaya maka ada keinginan melakukan sesi pemotretan dan pembuatan video dokumenter budaya.

Raden Mas Kukuh Hertasning atau Gusti Aning, bersama Lurah Bendung Didik Rubiyanto


"Awalnya kami ini hanya melakukan hobi jemparingan, setelah kemarin bertemu dengan paguyuban jemparingan di Jogja kami memiliki ide untuk membuat sesi foto dan video dokumenter, lalu kami bertemu dengan mas Chitut fotografer yang konsen dalam pelestarian budaya Jawa," kata Nur.

Tak tanggu-tanggu dalam sesi pembuatan foto dan video dokumenter budaya ini juga melibatkan langsung keluarga Keraton Yogyakarta yaitu Raden Mas Kukuh Hertasning atau yang akrab disapa dengan panggilan Gusti Aning, Gusti Aning adalah cucu dari Sultan Hamengku Buwono VIII, turut mendampingi sang istri tercinta.

Dalam kesempatan sesi pemotretan dan pembuatan video dokumenter budaya ini Gusti Aning beserta Istri berperan menjadi Sultan dan permaisuri.

Gusti Aning bersama Istri (tengah berbaju biru) berpose bersama usai pengambilan sesi pemotretan dan pembuatan video dokumenter budaya


Saat di temui Jogjaberkabar.id Gusti Aning mengapresiasi apa yang telah di lakukan oleh paguyuban jemparingan Patri Jiwo dalam usahanya merawat tradisi leluhur.

"Kami sangat senang dan bangga, karena masyarakat Kalurahan Bendung, Kapanewon Semin ini mampu membuahkan sebuah karya yang dapat di saksikan dan di contoh masyarakat luas, di mana dengan derasnya perkembangan teknologi para pemuda di Dusun Widoro kidul ini memiliki rasa kecintaan kepada budayanya," kata Gusti Aning.

Tak hanya Gusti Aning dan Istri, lurah Kalurahan Bendung Didik Rubiyanto pun turut berperan dalam sesi pemotretan dan pembuatan video dokumenter budaya ini.

Sementara itu sang sutradara sekaligus fotografer Chitut mengatakan bahwa keinginannya ini demi melakukan pendokumentasian terhadap budaya, juga untuk memperkenalkan lagi budaya jawa dengan olahraga budaya jemparingannya ini kepada pemuda milenial.

Sebanyak 50 orang berperan aktif dalam pengambilan video dokumenter budaya sesi pemotretan, dan semuanya di ambil dari penduduk lokal.

WAP


2 komentar:

  1. Mantaap...generasi muda patri jiwo widoro kidul patut di acungi jempol..cinta budaya sendiri

    BalasHapus
  2. Mantab Jiwa..lanjut kan pelestarian budaya Nusantara ✊🇮🇩

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.