Dari Filosofi Petani Hingga Nobatkan Kampung Hortikultura, Ir. Bambang Wisnu Broto : Kita Harus Bangga Jadi Petani
Bambang Wisnu Broto, Didik Rubiyanto, Gusti ayu Sari, Gusti Aning, Ir. Sugeng Purwanto (ki-ka)
Gunungkidul (Jogjaberkabar.id)-Sektor pertanian memegang peran penting dalam maju nya sebuah bangsa, karena dari pertanian kebutuhan pangan masyarakat dapat tercukupi, sehingga perlu di ingatkan kembali tentang filosofi petani baik pada petani itu sendiri maupun pada masyarakat luas sehingga apa yang selama ini di lakukan para petani di Indonesia mendapatkan tempat yang tinggi di mata masyarakat.
Selama ini profesi sebagai petani jarang di minati masyarakat, bahkan petani sendiri enggan untuk menularkan profesi petani kepada generasi selanjutnya di karenakan kurang memahami filosofi sebagai seorang petani.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul Ir. Bambang Wisnu Broto mengingatkan kembali filosofi profesi petani kepada masyarakat di mana profesi petani sangatlah mulia.
"Tani itu Tiang Agung Nagari Indonesia. Ada beberapa filosofi yang harus di pegang dan di tularkan kepada generasi milenial, bahwa petani itu kelompok yang sangat sering bersedekah, dan selalu ikhlas. Saat panen nya di makan hama, atau panennya di makan burung dia beranggapan mereka semua ciptaan Tuhan sehingga ikhlas berbagi panennya kepada sesama mahluk hidup," kata Bambang Wisnu Broto saat melakukan panen raya perdana bawang merah di Dusun Dringo, Kalurahan Bendung, Kamis, (23/8).
Bambang melanjutkan bahwa para petani selalu bergantung pada kuasa tuhan yang maha esa. Bambang juga menjelaskan fungsi bertani menyehatkan tubuh karena aktifitas petani banyak membakar kalori tubuh.
"Petani itu juga penyelamatan mahluk yang ada di bumi, coba kalo bapak dan ibu para petani berhenti bercocok tanam, tidak menanam padi, jagung atau tanaman lainnya, mau makan apa kita. Jadi menjadi petani itu mulia, sehingga harus bangga menjadi petani," jelas Bambang Wisnu.
Selain filosofi dan manfaat bertani. sektor pertanian, Bambang menambahkan di masa pandemi sektor pertanian menjadi andalan pemerintah Indonesia, selain menopang sektor kesehatan maupun perekonomian. Terbukti pendapat domestik bruto Indonesia naik di karenakan sektor pertanian.
Menyoal kampung Hortikultura yang tengah di gaungkan oleh pemerintah Kabupaten Gunungkidul, Bambang Wisnu Broto mengatakan ada syarat dan ketentuan sebuah dusun atau kampung di nobatkan sebagai kampung Hortikultura yaitu luasan lahan harus lebih dari 10 hektar untuk di tanami tanaman hortikultura, selain itu berdampak ekonomis bagi masyarakat dan yang terpenting penanaman yang berkelanjutan.
"Kampung Hortikultura, yang merupakan program prioritas, adalah pengembangan kawasan hortikultura dengan mengusung konsep One Village One Variety (OVOV) satu desa satu varietas, adapun Syarat agar daerah tersebut bisa dijadikan Kampung Hortikultura adalah kesesuaian agroekosistem, adanya semangat dan dukungan dari masyarakat kampung atau Dusun, pemerintah daerah atau Kalurahan berkomitmen untuk melakukan pendampingan dan pengawalan, serta kampung atau dusun harus berada di dalam satu kesatuan administrasi desa atau Kalurahan," jelas Bambang Wisnu.
Sementara itu Lurah Bendung, Didik Rubiyanto mengatakan sudah selayaknya Kalurahan Bendung memiliki dan di nobatkan Kampung hortikultura di karenakan dari prasyarat untuk menjadikan suatu Kampung hortikultura dusun-dusun yang ada di Kalurahan Bendung sudah mulai konsisten menanam tanaman hortikultura dalam satu kawasan yang terintegrasi.
"Kami memiliki luasan lahan melebih apa yang menjadi prasyarat kampung Hortikultura, dan para petani di Kalurahan Bendung ini sudah mulai konsisten dalam menanam satu varietas sehingga dapat memudahkan dalam penjualan paska panen," aku Lurah Bendung.
Dalam kesempatan tersebut Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul menobatkan Kalurahan Bendung sebagai kampung Hortikultura khususnya bawang merah. (WAP)
Post a Comment