Kurangi Penggunaan Air Untuk Pertanian, Lazarus Arintoko Perkenalkan Teknologi Hidrogel

Lazarus Arintoko (baju putih) saat memperkenalkan teknologi hidrogel kepada gabungan KWT Kalurahan Bendung

Gunungkidul (jogjaberkabar.id)- Pertanian dan Teknologi menjadi salah satu tolak ukur daya saing industri suatu Negara. Adanya suatu kemajuan dan keterbaruan dalam bidang tersebut sangatlah dibutuhkan. tak terkecuali Kabupaten Gunungkidul di mana curah hujan yang minim dan kontur tanah bercampur dengan batuan kapur membuat Gunungkidul di juluki daerah minus.

Walaupun 10 tahun terakhir Gunungkidul sudah memanfaatkan sumber air dari sungai-sungai bawah tanah dengan cara pengeboran, tidak menutup kemungkinan sumberdaya air tanah di Gunungkidul bisa mengalami kelangkaan karena pemakaian air tanah yang berlebihan, Baik untuk pertanian maupun konsumsi rumah tangga.

Sehingga perlu ada teknologi dalam mengunakan air di Kabupaten Gunungkidul, Khususnya dalam bidang pertanian. Adalah Lazarus Arintoko putra Gunungkidul yang saat ini sedang memperkenalkan teknologi bagaimana menghemat air dalam pemanfaatannya untuk pertanian.

Hal tersebut terlihat Arin sapaan akrab Lazarus Arintoko saat memberikan edukasi dan pengenalan teknologi hidrogel kepada gabungan kelompok wanita tani (KWT) Kalurahan Bendung, di Balai Kalurahan Bendung, Senin (30/8).

Arin mengatakan saat ini perkembangan pertanian Gunungkidul sangat pesat namun harus di imbangi dengan penggunaan air tanah dengan bijaksana, sehingga selain kita membuat DAM parit untuk memanen air hujan, masyarakat harus bijak dalam mengunakan air untuk pertanian, sehingga saat kemarau panjang tiba pertanian di Kabupaten Gunungkidul tetap bisa melakukan aktivitas bercocok tanam.

Lazarus Arintoko (berbaju putih) diskusi di demplot pepaya dengan PPL dan ketua Gapoktan di damping Lurah Bendung 

"Saat ini kami sedang mengembangkan dan memperkenalkan prodak hidrogel, adapun fungsi dari hidrogel ini di saat musim kemarau petani ini masih dapat memanfaatkan lahan, karena hidrogel ini fungsi utamanya untuk mengurangi pengunaan air sampai 80% dalam keadaan normal," kata Arintoko.

Lebih lanjut ia menjelaskan dirinya telah melakukan penelitian dan uji coba pengunaan hidrogel di daerah tandus di luar jawa dan hasilnya cukup memuaskan, sehingga Arin yang putra kelahiran Kapanewon ponjong ini ingin membantu petani Gunungkidul terbebas dari masalah air dalam aktivitas pertaniannya.

Lebih lanjut Arin menambahkan saat ini mengapa Kalurahan Bendung yang menjadi pilot projeck pengenalan teknologi hidrogel ini. Ia mengatakan karena selain sumber daya manusianya yang mumpuni Kalurahan Bendung memiliki sumberdaya alam yang cocok untuk membuat uji coba pengunaan hidrogel.

"Kenapa Bendung, karena saya liat peran aktif KWT, Poktan nya bersama lurahnya semua aktif dan ini awal buat Gunungkidul, sehingga Kalurahan Bendung ini sebagai Laboratorium lapangan atau pilot projeck awal saya di Gunungkidul untuk pengenalan pengunaan hidrogel bagi pertanian. Karena kita jangan berfikir untuk menaikkan air yang ada di dalam tanah saja namun juga harus memikirkan efisiensi penggunaan air atau mengirit air lah kalo bahasa jawanya," jelas Arintoko.

Tak hanya memperkenalkan hidrogel kepada masyarakat Kalurahan Bendung saja, Arintoko pun telah memulai membuat demplot pepaya Varietas indoprint yang bekerja sama dengan Gapoktan di Kalurahan Bendung di atas lahan seluas 1500 meter.

Sementara itu Lurah Kalurahan Bendung Didik Rubiyanto yang ikut mendampingi Lazarus Arintoko dalam memberikan pengenalan teknologi hidrogel kepada warga masyarakat nya mengatakan, apa yang telah di lakukan Lazarus Arintoko patut di apresiasi dan di kembangkan karena di Gunungkidul dan semin pada khususnya masih banyak wilayah yang belum mendapatkan pasokan air guna menunjang pertanian sehingga teknologi hidrogel cocok untuk di terapkan guna pertanian di Gunungkidul ini.

"Kami berharap pilot projeck hidrogel ini berhasil dan dapat di terapkan tidak hanya wilayah Semin saja namun daerah lain di Gunungkidul bisa memanfaatkan teknologi ini guna menunjang peningkatan produktivitas hasil pertanian, apa lagi di masa pandemi seperti sekarang ini hanya sektor pertanian yang mampu bertahan bahkan tidak terdampak oleh adanya pandemi, jadi apa yang di perkenalkan Pak Arintoko ini sangat luar biasa sekali," kata Didik Rubiyanto.

WAP

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.